10 Fakta Unik Tentang The Sims dan Roblox

10 Fakta Unik Tentang The Sims dan Roblox - Halo Sobat Cruelgame! Kalau kamu suka bermain The Sims atau Roblox, kamu pasti tahu bahwa keduanya bukan sekadar game biasa. Mereka adalah dunia digital tempat jutaan pemain menciptakan cerita, karakter, dan komunitasnya sendiri. Tapi di balik popularitasnya, ternyata ada banyak hal menarik yang mungkin belum kamu tahu.

Mulai dari fakta sejarah yang mengejutkan, hingga rahasia di balik kesuksesan globalnya, berikut 10 fakta unik tentang The Sims dan Roblox yang akan membuat kamu melihat dua game ini dari sudut pandang baru.


1. The Sims Berawal dari Tragedi Pribadi

Tahukah kamu bahwa ide The Sims berawal dari sebuah musibah kebakaran?
Penciptanya, Will Wright, kehilangan rumah dan semua barang miliknya akibat kebakaran di tahun 1991. Dari pengalaman itu, ia mulai berpikir: bagaimana jika seseorang bisa membangun ulang kehidupannya dari awal?

Dari ide itulah lahir konsep game simulasi kehidupan, di mana pemain bisa membangun rumah, membeli perabotan, dan menjalani rutinitas sehari-hari — yang kemudian menjadi The Sims.

Jadi, bisa dibilang, The Sims bukan hanya tentang bermain, tapi juga tentang membangun kembali kehidupan dalam versi digitalnya.


2. Roblox Diciptakan Sebagai Alat Belajar Fisika

Berbeda dengan The Sims yang lahir dari ide emosional, Roblox awalnya dibuat untuk tujuan edukatif.
Pendiri Roblox, David Baszucki dan Erik Cassel, pertama kali merancang platform ini sebagai simulator fisika 3D bernama Interactive Physics.

Namun mereka menyadari sesuatu: anak-anak lebih tertarik bermain sambil belajar. Dari situlah mereka mengembangkan sistem yang memungkinkan pengguna menciptakan dunia dan eksperimen mereka sendiri.
Hasil akhirnya adalah Roblox, platform tempat pemain bisa membuat dan memainkan dunia ciptaan orang lain.

Dengan kata lain, Roblox adalah hasil pertemuan antara pendidikan dan kreativitas — sebuah konsep yang masih bertahan hingga kini.


3. Bahasa Unik “Simlish” di The Sims Dibuat Agar Netral Secara Budaya

Kalau kamu pernah mendengar karakter The Sims berbicara dengan bahasa aneh seperti “Sul sul!” atau “Dag dag!”, itulah Simlish, bahasa buatan khusus untuk game ini.

Will Wright dan timnya menciptakan Simlish agar tidak perlu menerjemahkan game ke banyak bahasa. Selain itu, bahasa ini juga menjaga agar ekspresi karakter tetap universal dan tidak terbatas pada budaya tertentu.

Menariknya, Simlish bukan sembarang omong kosong — ada struktur dan intonasi tertentu yang digunakan untuk menggambarkan emosi seperti marah, senang, atau sedih. Bahkan, beberapa lagu populer dari artis dunia seperti Katy Perry dan Lily Allen pernah dinyanyikan ulang dalam versi Simlish!


4. Roblox Lebih Tua dari yang Kamu Kira

Banyak yang mengira Roblox adalah game baru, padahal Roblox sudah ada sejak 2004, bahkan sebelum YouTube lahir!
Namun, baru sekitar tahun 2010-an Roblox mulai meledak popularitasnya, terutama setelah muncul di platform mobile.

Salah satu alasan Roblox bertahan lama adalah karena kontennya terus berkembang — bukan oleh developer utama, tetapi oleh para pemainnya sendiri.

Hingga kini, Roblox telah menjadi rumah bagi lebih dari 40 juta dunia buatan pemain, menjadikannya salah satu ekosistem game terbesar dalam sejarah.


5. The Sims Jadi Game PC Terlaris Sepanjang Masa

Fakta menarik lainnya: The Sims adalah game PC terlaris di dunia.
Sejak pertama dirilis pada tahun 2000, The Sims dan semua ekspansinya telah terjual lebih dari 200 juta kopi di seluruh dunia.

Kesuksesan ini tidak hanya karena gameplay-nya yang unik, tapi juga karena kedekatannya dengan realitas kehidupan pemain.

Game ini memungkinkan kita menciptakan versi ideal dari diri sendiri, mengejar impian, membangun rumah idaman, bahkan menjalani kisah cinta digital. Itulah yang membuatnya terasa sangat personal dan abadi.


6. Roblox Pernah Hampir Gagal Total

Mungkin sulit dipercaya, tapi sebelum sukses seperti sekarang, Roblox sempat hampir bangkrut.
Pada awal 2000-an, platform ini belum dikenal luas dan hanya punya sedikit pengguna. Banyak investor yang menolak karena menganggap ide “anak-anak membuat game sendiri” terlalu berisiko.

Namun Baszucki dan Cassel tetap bertahan dengan visi mereka — membuat dunia tempat siapa pun bisa berkreasi.
Keteguhan itu membuahkan hasil. Setelah bertahun-tahun berinovasi, Roblox akhirnya meledak popularitasnya pada masa pandemi, saat jutaan orang mencari tempat untuk bersosialisasi dan berkreasi secara online.

Sekarang, Roblox menjadi fenomena global dengan ratusan juta pemain aktif setiap bulan.


7. The Sims Pernah Menjadi “Cermin Sosial” Dunia Nyata

The Sims bukan sekadar game simulasi — ia juga sering menjadi refleksi sosial.
EA dan Maxis secara perlahan menambahkan fitur-fitur yang mencerminkan perubahan zaman, seperti hubungan sesama jenis, karier impian modern, hingga identitas gender yang lebih inklusif.

Setiap versi The Sims mencerminkan nilai sosial di masanya. The Sims 1 menggambarkan kehidupan suburban klasik, The Sims 2 memperkenalkan generasi keluarga, sementara The Sims 4 menghadirkan tema kesetaraan dan keberagaman budaya.

Karena itulah, banyak akademisi menyebut The Sims sebagai “laboratorium sosial digital” — tempat manusia belajar memahami diri dan masyarakat melalui simulasi.


8. Roblox Melahirkan Generasi Developer Muda

Salah satu keajaiban Roblox adalah kemampuannya mengubah pemain biasa menjadi pengembang profesional.
Dengan alat sederhana bernama Roblox Studio, anak-anak dan remaja bisa belajar membuat game tanpa harus menguasai coding rumit.

Beberapa kreator bahkan berhasil meraih kesuksesan besar. Contohnya, developer muda pembuat Adopt Me! dilaporkan menghasilkan jutaan dolar per tahun dari game buatannya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa Roblox bukan sekadar platform bermain, tapi juga pintu masuk menuju karier di dunia game development.


9. The Sims dan Roblox Sama-Sama Digunakan untuk Terapi dan Pendidikan

Menariknya, kedua game ini memiliki manfaat yang jauh melampaui hiburan.

  • The Sims digunakan dalam bidang psikologi dan terapi, karena memungkinkan pasien mengekspresikan perasaan mereka lewat karakter digital. Banyak terapis menggunakan The Sims untuk membantu seseorang memahami dinamika keluarga atau mengatasi trauma.
  • Roblox, di sisi lain, digunakan dalam pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Math). Banyak sekolah di dunia, termasuk di Indonesia, menggunakan Roblox Education untuk mengajarkan logika, kolaborasi, dan kreativitas.

Dengan kata lain, dua game ini berhasil menyatukan hiburan, pembelajaran, dan ekspresi diri dalam satu wadah yang menyenangkan.


10. The Sims dan Roblox Memprediksi Masa Depan Dunia Virtual

Baik The Sims maupun Roblox bisa disebut sebagai cikal bakal metaverse — dunia digital tempat orang bisa hidup, bekerja, dan berinteraksi.

Roblox sudah lebih dulu menuju ke sana, dengan event virtual seperti konser, kolaborasi merek dunia nyata, hingga sistem ekonomi yang nyata.
Sementara The Sims berfokus pada kehidupan personal yang realistis, yang bisa menjadi pondasi bagi dunia virtual yang lebih manusiawi.

Jika suatu hari keduanya bergabung (seperti yang kita bayangkan sebelumnya), dunia digital masa depan mungkin akan menjadi perpaduan sempurna antara kreativitas sosial dan simulasi kehidupan.


Kesimpulan: Dua Dunia, Satu Semangat

Melihat semua fakta ini, jelas bahwa The Sims dan Roblox bukan sekadar game populer — keduanya adalah simbol dari evolusi cara kita bermain, berkreasi, dan berinteraksi.

The Sims mengajarkan kita arti dari kehidupan digital yang personal, penuh drama dan pilihan. Roblox mengajarkan kebebasan untuk mencipta dan berbagi dunia dengan orang lain.

Keduanya menunjukkan bahwa game bukan hanya tentang skor atau kemenangan, tapi juga tentang membangun sesuatu yang mencerminkan diri kita sendiri.

Jadi, kalau kamu pernah membangun rumah impian di The Sims atau membuat dunia fantasi di Roblox, ketahuilah: kamu bukan sekadar bermain. Kamu sedang menjadi bagian dari sejarah panjang perjalanan kreativitas manusia dalam dunia virtual.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *